Sunday, September 28, 2008

Part 6 - Pembajakan Sekolah

Hari terlama di sekolah bagi Kayla adalah hari Selasa karena ada perkumpulan klub kesenian. Sama halnya dengan ketiga temannya yang ada kegiatan klub seni beladiri.

Pada istirahat pertama, keempat anak ini mengadakan rapat petinggi pengurus OSIS untuk membicarakan proposal PenSi. Tentunya rapat pembuatan proposal ini akan memakan waktu yang sangat lama dan terpaksa langsung dibuat karena Bapak Bureig, Kepala Sekolah, ingin melihat proposal itu pulang sekolah nanti.

Tak lama, istirahat pun usai dan sekolah menjadi sunyi. Ada 3 mobil van hitam yang masuk sekolah saat itu. Entah untuk urusan apa dan keempat anak itu tidak mempedulikannya karena asik membuat proposal di ruang pengurus.

Kayla tiba-tiba terpekik kaget dan langsung menyuruh yang lain untuk diam dan menundukkan kepala. "Gawat, pembajakan sekolah," katanya pelan.

Cliflan langsung mengeluarkan peta sekolahan yang akan dipakai untuk proposal. Dustan segera mengunci pintu ruangan sementara Tyler membuka ruang penyimpanan yang menembus ke gudang sekolah.

Mereka kini bersembunyi di dalam gudang, karena di gudang itu tidak ada jendela jadi lebih aman daripada sembunyi di ruang pengurus. Tyler lalu bertanya "Apa yang tadi kamu lihat?"

"Banyak orang dengan pakaian serba hitam, mengenakan kacamata hitam dan membawa pistol," jawab Kayla.

"Ini sulit, walaupun kita mengetahui celah-celah di sekolah ini," ujar Dustan.

"Mereka pasti mengumpulkan semua orang di aula dan sebagian menjaga gerbang," ujar Tyler.

"Kita bisa apa? Mereka bawa senjata api, dan bukan teri!" pekik Kayla cemas.

"Lab kimia mempunyai bahan yang cukup untuk membuat bom asap dan gas tidur dan ruang klub teater cukup untuk membuat tipuan," jawab Dustan.

"Peralatan di lab Fisika bisa membuat alat yang mematikan," tambah Cliflan.

"Dan alat ini bisa untuk koordinasi yang baik," lanjut Tyler sambil mengeluarkan alat yang mirip alat bantu dengar itu.

Kayla yang kebingungan tak mengerti apa rencana ketiga temannya hanya diam saja. Lalu Tyler menyuruh semuanya memakai alat itu dan langsung menyalakannya. Ya alat itu berfungsi dengan baik seperti handphone. Kemudian Dustan langsung mencoret - coret peta sekolah, memberi tanda.
Sementara Cliflan kembali ke ruang sebelah dan Tyler mencari-cari perkakas yang bisa dipakainya.

Cukup lama Cliflan di ruang sebelah sampai kembali ke gudang. Sementara Tyler sudah selesai mengambil semua perkakas dan memasukkannya ke kantong ajaib milik Kayla.
Lalu Cliflan mengambil peta sekolah lalu mencoret-coret. Ternyata Cliflan melihat kira-kira 20 orang atau lebih, 3 di gerbang, 2 menjaga koridor kelas di tiap lantai, dan sisanya di aula.

Setelah memikirkan semuanya masak-masak, kini saatnya bertindak. Cliflan yang membawa peta, Tyler yang membawa kantong ajaib, dan Dustan pun bersiap-siap. Kayla tetap di gudang, menanti mereka hanya berpesan agar hati-hati.

Cliflan menyusup ke lab Fisika, Dustan ke lab kimia, sementar Tyler ke ruang klub teater. Mereka masing-masing membuat kreasi mereka sendiri. Cliflan membuat semacam pistol yang bisa menembakkan jarum, pengejut listrik, dan semacam radio kecil untuk menyadap gelombang alat komunikasi pembajak. Dustan membuat bom asap yang berbentuk bulatan kecil dan memasukkan gas tidur ke dalamnya. Tyler mengambil kain-kain panjang, membuat orang-orangan, dan mengambil lampu sorot yang menyilaukan.

Setelah semuanya siap, Tyler menjemput Dustan untuk memasukkan bom asap ke dalam kantong ajaib, lalu menjemput Cliflan dan berhenti sejenak untuk mendengar pembicaraan yang sudah berhasil disadap.

Akhirnya mereka berempat sudah kembali ke gudang sebagai markas pusat mereka. Dan mereka akan segera memulai aksinya.

Aksi akan dimulai dengan menyelinap ke lorong lantai 3. Dan membuat tidur para penjaga disana. Dustan akan menjadikan tempat itu sebagai pertahanan pertama. Kemudian dengan cara yang sama menidurkan yang di lantai 2. Tetapi masalahnya, bagaimana melewati penjaga di lantai 1 dan menghabisinya tanpa mengundang perhatian yang ada di luar aula.

Melewati mereka mungkin mudah, tetapi melucutinya cukup sulit. Mereka akan memikirkan hal tersebut belakangan. Kini mereka bersiap-siap berangkat dan kali ini Kayla ikut.

Mereka bergantian menyeberang dari gudang ke daerah kantin, tempat persembunyian paling baik untuk menaiki tangga. Kemudian mereka melewati lantai 2 dengan mudah berkat cermin rias milik Kayla. Cliflan dan Tyler dengan cepat membuat tidur kedua penjaga di lantai 3 dengan pistol jarum buatan Cliflan. Tentu saja sudah diolesi obat tidur buatan Dustan.

Selanjutnya dengan cara yang sama menghabisi penjaga di lantai 2. Stelah menghabisi penjaga di lantai 2, Dustan langsung mengunci gerbang yang menuju ke lantai 2. Lalu mereka berunding apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Jumlah yang ada di sekitar aula terlalu banyak, dan jumlah yang ada di dalam tidak diketahui. Pintu gerbang, aula, dan kelas di lantai 1 semuanya berdekatan. Mereka harus memecah perhatian mereka lalu menghabisinya.

Tyler langsung mengatur rencana. Cliflan akan kembali ke kantin dan mempersiapkan jebakan bom asap, Tyler akan memanjat atap aula lalu ke arah gerbang dan melakukan trik lainnya. Sementara Dustan akan menemani Cliflan dan membuat penjaga di koridor kelas lantai 1 tertidur.

Cliflan tak mungkin memakai pistol jarumnya karena hanya bisa menembakkan 1 jarum saja, jadi senjata yang tersisa tinggal bom asap, dan bom gas tidur, dan pistol sungguhan dari 4 penjaga yang sudah dihabisi.

Mereka berempat memegang pistol sungguhan untuk jaga-jaga. Sesaat kemudian, mereka langsung pergi ke tempat masing-masing.

Setelah semua trik selesai dipasang, Tyler mengintip aula dari atap dan melihat keadaan di dalam. Di dalam aula hanya ada 4 orang dan semuanya memegang senjata. Berarti total ada 24 orang dan pintu gerbang ditutup rapat. Sepertinya dikunci dari luar.

Tyler langsung kembali ke koridor lantai 2. Trik pun siap dimulai dengan remote. Pertama Dustan dan Cliflan membuat 2 penjaga di koridor lantai 1 tertidur dengan pistol jarum, lalu trik boneka yang dipasang oleh Cliflan dijalankan melalui remote. Di saat yang bersamaan, jalur komunikasi dimatikan dengan pengacak gelombang.

Tepat seperti dugaan Tyler. 11 orang langsung terpecah menjadi 2, 5 orang ke tempat 2 penjaga di koridor lantai 1 sementara 6 orang jalan ke arah boneka.

Saat penjaga gerbang melangkah maju, trik yang dipasang Tyler dinyalakan dan membuat mereka tertidur. 6 orang terjebak bom asap dan 5 yang lain langsung dihujani bom asap dan gas tidur yang disemprotkan oleh Tyler melalui celah dari lantai di atasnya.

Semua yang diluar sudah beres. Cepat-cepat semuanya diikat kencang dan dilucuti senjatanya sebelum pengaruh bius habis. Lalu mereka diseret semua dan dimasukkan ke dalam gudang. Tinggal 4 yang didalam tetapi semua teman dan guru ada di dalam. Lagipula ruangannya tertutup rapat.

Cliflan langsung mengambil peta sekolah dan mengatur rencana, karena aula sering dipakai untuk membuat rumah hantu, pasti ada celah yang bisa mereka manfaatkan. Tyler menyusun strategi lagi. 2 orang di belakang dan 2 orang di depan, sementara pistol jarum hanya ada 3 dan Kayla tak bisa menggunakannya.

Jadi yang bisa mereka gunakan tinggal sedikit bom asap dan pistol jarum. Tetapi 2 orang di depan senang mengobrol, sementara 2 di belakang hanya diam saja. Mungkin akan ada kesempatan untuk menghabisi 2 yang dibelakang terlebih dahulu, lalu mengisi ulang pistol jarum dan kemudian mengurus 2 yang di depan.

Akhirnya mereka beraksi. Tyler dan yang lain masuk ke langit-langit aula melalui celah di atap. Tyler memperhatikan 2 orang di depan sementara Cliflan dan Dustan menunggu aba-aba dari Tyler untuk menghabisi 2 orang di belakang.

Dan saat Tyler memberikan aba-aba, 2 orang yang dibelakang langsung pingsan seketika. Bagus, 2 orang yang di depan tidak sadar. Cliflan dan Dustan langsung menghampiri Tyler dan menghabisi 2 orang di depan.

Sekarang tinggal mengikat 4 orang itu. Tetapi semua teman dan guru akan tahu kalau mereka yang melakukan semuanya. Maka Tyler mengusulkan untuk melempar tali dari atas dan menyuruh yang lain untuk mengikat ke4 orang itu.

Dan tali pun dilemparkan dan Cliflan dengan menyamarkan suaranya menyuruh para guru mengikat 4 orang itu dan melucuti senjata mereka. Lalu mereka bertiga kembali dan membereskan semua perlengkapan trik yang tadi mereka pasang.

Lalu mereka semua membereskan perkakas dan mengembalikan semuanya seperti semula, kecuali bahan kimia yang sudah dipakai. Lalu ke 20 orang dikumpulkan menjadi satu dan diikat di tengah lapangan. Kemudian mereka menelepon polisi dan mengunci diri mereka dalam ruang pengurus dan melempar kuncinya keluar.

Tak lama, polisi pun datang dan membebaskan mereka semua. Hari itu adalah hari yang menegangkan bagi semua orang di St. Nicholas. Terutama bagi Tyler dan teman-temannya. Hari masih siang dan sebetulnya masih bisa mengikuti kegiatan klub, namun semua klub diliburkan dan semua murid disuruh segera pulang.

Di depan gerbang, wanita cantik, seorang penyandang dana yayasan sedang menunggu Tyler dan teman-temannya. Dia segera memanggil ke4 murid spesial itu dan menyuruhnya naik ke mobil sedan merahnya.

2 comments:

Anonymous said...

Msh terus berlanjut ya Louis ceritanya... Ayo teruskan!!!
Kau mendapatkan ide 'pistol jarum' dari conan ya yang selalu membius si Kogoro Mouri wakakaka..

Kok aku langsung ngebayangin klo ini dijadikan sequel film ya.. Bagaimana klo memang kita jadikan sequel filmnya hahha..(*maklum gw baru beli handycam jd yang kebayang di benak saat baca cerita u langsung setting u/ film hahaha... Gw sedang mempelajari cinematography soalnya hehe..*)

Btw comment yah.. menurut gw yang msh rancu dlm cerita ini mo dibawa ke arah cerita bertemakan 'HERO' ato 'DETECTIVE' ya..
Ato ternyata bukan dua-duanya lg yg u maksud??

Trus nama tokoh2nya kenapa pake nama2 barat?? Any reason..??

But overall I like it.. I'll be waiting the next episode..
Just keep writing!!

To be continued...

£òüí§ said...

Well... thx commentnya dan dah baca ceritanya, Mes ^^

Ide pistol jarum? Hm... sepertinya memang hanya itu yang bisa kita gunakan dengan peralatan sederhana. Lebih mirip dengan crossbow sebetulnya, hanya saja yang dilemparkan jarum.

Kenapa menggunakan nama barat? Sepertinya pertanyaan seperti ini bisa menjebak ke arah spoiler nih. Baiklah, tetapi ada satu alasan juga yang membuat kenapa menggunakan nama barat. Karena nama gw William Louis mungkin (barat kan?) hahaha. Yang kedua adalah karena malas mencari-cari nama, jadi masukkan saja kata kunci "Unique name" ke Mr Google dan Hooopla... keluarlah beribu-ribu nama.

Sebenarnya mendapat ide nama blog "Dimensi Fantasy" dan tema layout "Fantasy" itu ada kaitannya dengan cerita ini.

Well, susah membayangkannya. Tetapi cerita ini sudah mulai berkembang sejak gw SMA sebetulnya.

Ke arah "Hero" atau "Detektif" hm... sebetulnya ini lebih ke arah hero, walaupun asalnya adalah terkesan "detektif"
Mereka mempunyai semua insting "standar" sebagai "Yang Diutus"

Mungkin bisa gw kasih spoiler...
Baiklah, ada dua dimensi waktu.
Dimensi pertama berisikan tentang sebuah planet dan sebuah planet bayangan. Dimensi pertama ini akan disebutkan pada part 7 nanti.
Dimensi kedua berisikan tentang dua buah planet yang saling berseteru. Dimensi ini masih jauh sekali untuk dicapai.

Gw mutusin untuk memulainya dari dimensi pertama. Sebetulnya kedua dimensi ini saling membentuk lingkaran waktu (yang seharusnya tidak boleh terjadi).

Yah bisa dibayangkan seperti film "HEROES" dicampur "Doraemon" lalu digabung dengan "Wall-E", "Evangelion", "Full Metal Panic", "Vandread", dan terakhir "Final Fantasy"

Well, sebetulnya masih akan ada banyak sekali "pertanyaan" dan "misteri" dalam cerita ini. Sampe gw sendiri bingung ngejelasinnya.
Setelah gw menulis part 6 ini pun, sepertinya gw merasa salah karena ini tidak menjelaskan apapun. Sehingga alur ceritanya akan menjadi terlalu panjang ^^

Sebenarnya part 6 ini sendiri mempunyai 2 versi. Dan sampai saat ini part 7 pun jadi mempunyai 3 versi. Karena sepertinya akan mempengaruhi jalan cerita, sehingga part 7 ini gw pending dulu.

Lagipula, skripsinya belum kelar booo ^^
hihihi